Jalanjalan.it.com – Desa Adat Saham di Landak, Kalimantan Barat, mencerminkan budaya Dayak Kanayatn yang kaya tradisi, spiritualitas, dan kearifan lokal.
Pendahuluan
Kalimantan Barat menyimpan banyak kekayaan budaya dan tradisi masyarakat adat yang masih lestari hingga kini. Salah satunya adalah Desa Adat Saham, sebuah permukiman tradisional suku Dayak Kanayatn yang terletak di Kabupaten Landak. Desa ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga pusat kebudayaan, spiritualitas, dan warisan leluhur yang di jaga dengan penuh kebanggaan.
Keberadaan Desa Adat Saham menjadi simbol bahwa modernisasi tidak selalu berarti meninggalkan nilai-nilai tradisional. Justru melalui desa ini, masyarakat menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat berdampingan dengan kemajuan zaman tanpa kehilangan jati diri.
BACA JUGA : Pesona Hutan Kerinci Seblat di Sumatra
Sejarah dan Asal-Usul Desa Adat Saham
Desa Saham merupakan salah satu desa tertua di wilayah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Berdasarkan penuturan para tetua adat, desa ini telah ada sejak ratusan tahun lalu dan menjadi pusat permukiman bagi suku Dayak Kanayatn, salah satu subetnis Dayak terbesar di Kalimantan Barat.
Nama “Saham” sendiri di yakini berasal dari bahasa Dayak Kanayatn yang berarti “tempat yang damai”. Nama ini mencerminkan kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi keharmonisan, baik dengan sesama manusia maupun dengan alam dan roh leluhur.
Dalam sejarahnya, Desa Saham menjadi tempat pelestarian adat istiadat dan hukum adat yang menjadi pedoman hidup masyarakat Dayak Kanayatn. Hingga kini, struktur adat dan sistem sosial tradisional masih di jalankan dengan kuat dan penuh penghormatan.
Kehidupan dan Struktur Sosial Desa Adat Saham
Masyarakat Desa Saham hidup dalam komunitas yang solid dan menjunjung tinggi semangat gotong royong. Mereka menganut sistem kehidupan yang seimbang antara kebutuhan spiritual, sosial, dan ekonomi.
1. Rumah Adat Betang (Rumah Panjang)
Salah satu ciri khas yang menonjol adalah keberadaan rumah betang atau rumah panjang, yang menjadi simbol persatuan dan kebersamaan. Rumah ini di huni oleh beberapa keluarga besar yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Di dalamnya, terdapat ruang-ruang bersama untuk upacara adat, pertemuan, dan kegiatan sosial.
2. Sistem Pemerintahan Desa Adat Saham
Desa Saham memiliki struktur kepemimpinan yang di sebut Temenggung sebagai pemimpin tertinggi adat. Ia di bantu oleh perangkat adat lain seperti Panglima Adat, Penyangga, dan Tukang Sabak (pemimpin upacara ritual). Keputusan-keputusan penting dalam kehidupan masyarakat, termasuk masalah sengketa, di selesaikan melalui musyawarah adat.
3. Mata Pencaharian Desa Adat Saham
Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidup dari berladang, berburu, dan memanfaatkan hasil hutan. Mereka mempraktikkan sistem pertanian tradisional yang ramah lingkungan, menanam padi huma, sayuran, serta tanaman obat yang di wariskan secara turun-temurun.
Kearifan Lokal dan Nilai Budaya Desa Adat Saham
Desa Saham di kenal sebagai salah satu desa yang masih menjaga nilai-nilai budaya Dayak Kanayatn secara utuh. Nilai-nilai ini tertanam dalam setiap aspek kehidupan masyarakat, mulai dari cara mereka bertani hingga tata hubungan sosial.
1. Hubungan Harmonis dengan Alam
Masyarakat Dayak Kanayatn percaya bahwa manusia dan alam adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu, mereka memperlakukan hutan, sungai, dan tanah dengan penuh hormat. Sebelum membuka ladang atau menebang pohon, biasanya di lakukan ritual adat untuk meminta izin kepada roh penjaga alam.
2. Ritual dan Upacara Adat
Desa Saham masih aktif melaksanakan berbagai upacara adat, seperti:
- Naik Dango – upacara syukur panen padi yang di laksanakan setiap tahun.
- Gawai Dayak – pesta adat besar sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan dan leluhur.
- Babalas – ritual pembersihan diri dan pengusiran roh jahat dari kampung.
Ritual-ritual ini menjadi ajang memperkuat kebersamaan masyarakat serta menjaga hubungan spiritual antara manusia dan dunia roh.
3. Seni dan Tradisi Lisan
Seni musik tradisional seperti gong, sape’ (alat musik petik Dayak), dan tarian adat juga menjadi bagian penting dari kehidupan di Desa Saham. Lagu-lagu dan cerita rakyat diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi, berfungsi sebagai media pendidikan dan pelestarian sejarah.
Arsitektur dan Keunikan Rumah Betang
Rumah Betang di Desa Saham merupakan contoh arsitektur tradisional Dayak yang sarat makna. Rumah ini dibangun dari kayu ulin yang tahan ratusan tahun, berdiri di atas tiang tinggi untuk melindungi penghuni dari banjir dan binatang buas.
Panjang rumah betang bisa mencapai puluhan meter, menampung puluhan kepala keluarga di bawah satu atap. Di dalamnya terdapat ruang publik (panyuguan) untuk pertemuan dan musyawarah, serta ruang pribadi untuk setiap keluarga. Struktur rumah ini menggambarkan filosofi hidup masyarakat Dayak: persatuan dalam keberagaman.
Potensi Pariwisata dan Pelestarian Budaya
Desa Saham kini menjadi salah satu destinasi wisata budaya unggulan di Kalimantan Barat. Wisatawan yang datang dapat menyaksikan langsung kehidupan masyarakat adat, mengikuti upacara tradisional, hingga belajar membuat kerajinan tangan khas Dayak seperti anyaman, ukiran, dan tenun.
Selain itu, pemerintah daerah bersama komunitas adat berupaya menjaga keaslian budaya dengan mendirikan pusat budaya Dayak Kanayatn di desa ini. Upaya pelestarian juga dilakukan melalui pendidikan adat untuk anak-anak agar mereka tetap mencintai tradisi leluhur di tengah arus modernisasi.
Nilai Spiritual dan Filosofi Hidup
Kehidupan masyarakat Desa Saham sangat dipengaruhi oleh sistem kepercayaan tradisional Dayak Kanayatn yang dikenal sebagai adat binua. Mereka meyakini bahwa setiap tindakan manusia memiliki konsekuensi spiritual, sehingga penting untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia, alam, dan roh leluhur.
Filosofi hidup yang mereka pegang adalah “Bakas Binuah, Bakas Budi” — yang berarti hidup harus dijalani dengan menjaga harmoni antara sesama dan lingkungan. Nilai ini menjadi pedoman dalam setiap keputusan hidup masyarakat Desa Adat Saham.
Kesimpulan
Desa Adat Saham adalah cerminan kekayaan budaya dan spiritual masyarakat Dayak Kanayatn di Landak, Kalimantan Barat. Dengan kehidupan yang selaras dengan alam, tradisi yang kuat, dan sistem sosial yang solid, desa ini menjadi simbol keberlanjutan warisan leluhur di tengah modernisasi.Lebih dari sekadar objek wisata, Desa Saham adalah pusat kebijaksanaan dan identitas budaya Dayak yang perlu dijaga dan dilestarikan. Dari sini, kita belajar bahwa kemajuan tidak harus menghapus tradisi — justru, melalui kearifan lokal, manusia dapat menemukan keseimbangan sejati antara masa lalu dan masa depan.